Pada suatu hari Sang Kancil berjalan-jalan di dalam hutan. Sedang dia
berjalan, tiba-tiba dia ternampak akan pepohon buah-buahan yang rimbun
merendang di seberang sungai.
"Alangkah nikmatnya jika aku dapat merasai buah-buahan itu", fikirnya sendiri
"Tetapi, bagaimana aku hendak menyeberang ke sana, aku bukannya pandai berenang", timbul sedikit keraguan dalam dirinya.
Setelah mundar mandir memikirkan cara untuk menyeberang sungai itu, timbul satu idea untuk mengatasi masalah yang dihadapinya.
"Nasib baik aku dikurniakan akal yang bijak", katanya sendirian sambil berlari ke tebing sungai untuk menjalankan misinya.
"Sang Bedal, ooo, Sang Bedal!", panggil Sang Kancil.
Tiba-tiba muncul ketua buaya-buaya di sungai itu. Dengan bengisnya dia berkata
"Apa kau mahu Kancil?", sambil matanya meliar memerhatikan tubuh Sang Kancil
"Alangkah enaknya kalau diratah kancil ni", fikirnya yang sedang kelaparan itu.
"Oh, begini, Raja Sulaiman menitahkan aku untuk menghitung berapa banyak buaya yang ada di sungai ini. Baginda mahu menjemput kalian ke kendurinya", mulalah Sang Kancil menjalankan tipu helahnya.
"Benarkah begitu!", serta merta nafsu lapar Sang Bedal mula menguasai diri dan dengan pantas dia memanggil anak buahnya
Maka datanglah gerombolan buaya mengikut arahan tuan mereka.
"Jadi Sang Kancil tunggu apa lagi, cepatlah hitung bilangan kami sekarang", kata Sang Bedal kepada Sang Kancil.
"Hahaha, siap kau Bedal, mudahnya kau kena tipu dengan aku", kata sang Kancil dalam hati.
"Sabar Sang Bedal, aku fikir lebih baik jika kamu semua beratur hingga ke hujung sana. Lebih mudah untuk aku kira kamu semua", ujarnya.
Tanpa berfikir panjang, Sang Bedal mengarahkan anak buahnya untuk menurut cadangan Sang Kancil tadi. Selesai mereka beratur, mulalah Sang Kancil melompat ke atas buaya yang pertama.
"Satu dua tiga lekuk, jantan betina aku ketuk", hitung Sang Kancil
Tiba sahaja di tebing sebelah sana, Sang Bedal bertanya,
"Jadi bila kami boleh pergi ke kenduri Raja Sulaiman, Kancil",
"Ada 30 ekor buaya yang bodoh di dalam sungai ini. Maaf Sang Bedal, sebenarnya tiada kenduri Raja Sulaiman, aku cuma mahu menikmati buah-buahan di sini. Hahaha, terima kasih Sang Bedal", kata sang Kancil dalam nada mengejek.
Sambil buaya-buaya lain mengerumuni Sang Bedal yang sedang keliru atas penipuan Sang Kancil, mereka bertanya,
"Jadi tak adalah makan", kata buaya yang pertama
"Kita semua dah kena tipu", kata buaya kedua
"Ini semua kau punya pasal", kata buaya ketiga sambil menyalahkan Sang Bedal. "Serang!!!", serentak mereka menjerit.
Lalu berlarilah Sang Bedal kerana dikejar anak-anak buahnya yang sedang marah. Sambil Sang Kancil dengan asyiknya menikmati buah-buahan itu.
"Alangkah nikmatnya jika aku dapat merasai buah-buahan itu", fikirnya sendiri
"Tetapi, bagaimana aku hendak menyeberang ke sana, aku bukannya pandai berenang", timbul sedikit keraguan dalam dirinya.
Setelah mundar mandir memikirkan cara untuk menyeberang sungai itu, timbul satu idea untuk mengatasi masalah yang dihadapinya.
"Nasib baik aku dikurniakan akal yang bijak", katanya sendirian sambil berlari ke tebing sungai untuk menjalankan misinya.
"Sang Bedal, ooo, Sang Bedal!", panggil Sang Kancil.
Tiba-tiba muncul ketua buaya-buaya di sungai itu. Dengan bengisnya dia berkata
"Apa kau mahu Kancil?", sambil matanya meliar memerhatikan tubuh Sang Kancil
"Alangkah enaknya kalau diratah kancil ni", fikirnya yang sedang kelaparan itu.
"Oh, begini, Raja Sulaiman menitahkan aku untuk menghitung berapa banyak buaya yang ada di sungai ini. Baginda mahu menjemput kalian ke kendurinya", mulalah Sang Kancil menjalankan tipu helahnya.
"Benarkah begitu!", serta merta nafsu lapar Sang Bedal mula menguasai diri dan dengan pantas dia memanggil anak buahnya
Maka datanglah gerombolan buaya mengikut arahan tuan mereka.
"Jadi Sang Kancil tunggu apa lagi, cepatlah hitung bilangan kami sekarang", kata Sang Bedal kepada Sang Kancil.
"Hahaha, siap kau Bedal, mudahnya kau kena tipu dengan aku", kata sang Kancil dalam hati.
"Sabar Sang Bedal, aku fikir lebih baik jika kamu semua beratur hingga ke hujung sana. Lebih mudah untuk aku kira kamu semua", ujarnya.
Tanpa berfikir panjang, Sang Bedal mengarahkan anak buahnya untuk menurut cadangan Sang Kancil tadi. Selesai mereka beratur, mulalah Sang Kancil melompat ke atas buaya yang pertama.
"Satu dua tiga lekuk, jantan betina aku ketuk", hitung Sang Kancil
Tiba sahaja di tebing sebelah sana, Sang Bedal bertanya,
"Jadi bila kami boleh pergi ke kenduri Raja Sulaiman, Kancil",
"Ada 30 ekor buaya yang bodoh di dalam sungai ini. Maaf Sang Bedal, sebenarnya tiada kenduri Raja Sulaiman, aku cuma mahu menikmati buah-buahan di sini. Hahaha, terima kasih Sang Bedal", kata sang Kancil dalam nada mengejek.
Sambil buaya-buaya lain mengerumuni Sang Bedal yang sedang keliru atas penipuan Sang Kancil, mereka bertanya,
"Jadi tak adalah makan", kata buaya yang pertama
"Kita semua dah kena tipu", kata buaya kedua
"Ini semua kau punya pasal", kata buaya ketiga sambil menyalahkan Sang Bedal. "Serang!!!", serentak mereka menjerit.
Lalu berlarilah Sang Bedal kerana dikejar anak-anak buahnya yang sedang marah. Sambil Sang Kancil dengan asyiknya menikmati buah-buahan itu.
0 comments:
Post a Comment